Senin, 24 November 2014

Kenali Diabetes Lebih Dini




Diabetes adalah penyakit metabolik yang penderitanya memiliki kelibihan kadar gula dalam darah (hiperglikemia)  karena produksi insulin yang tidak mencukupi.

JENIS-JENIS DIABETES

Diabetes terbagi menjadi dua tipe :
  • ·        Diabetes  tipe I
Diabetes tipe 1 bergantung pada insulin, yaitu diabetes yang memerlukan insulin dari luar, karena sel beta dari pulau-pulau  langerhans terjadi kerusakan, sehingga pancreas berhenti memproduksi insulin.
Penderitanya harus mendapatkan suntikan insulin setiap hari, sehingga itu dikenal dengan Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) . Dari kondisinya, inilah jenis diabetes yang paling parah. Diabetes tipe 1 biasanya ditemukan pada penderita yang mulai mengalami diabetes sejak anak-anak atau remaja yang mayoritasnya adalah pada usia 30 tahun kebawah. Ada juga penderita diabetes tipe 1 yang mengidapnya setelah usia dewasa, tetapi tidak dicirikan berbadan gemuk seperti Diabetes Tipe II.

  • ·         Diabetes tipe II
Diabetes tipe II tidak bergantung pada insulin atau dikenal sebagai Non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) . Diabetes tipe II merupakan jenis diabetes yang paling umum dijumpai. Diabetes tipe II dapat menurun dari orangtua yang mengidap diabetes. Tetapi resiko terkena diabetes akan semakin tinggi jika anak memiliki kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup yang membuat anak kurang bergerak. Oleh karena itu salah satu cara mengendalikan diabetes tipe II adalah dengan diet yang seimbang. Jika cara ini sudah tidak ampuh lagi, barulah perlu minum obat atau diberi suntikan insulin.

 GEJALA DIABETES

Pada diabetes tipe I gejalanya adalah :
  • Sering buang air kecil 
  • Terus menerus lapar dan haus 
  • Berat badan turun 
  • Kelelahan
  • Penglihatan kabur 
  • Infeksi pada kulit yang berulang
  • Menigkat kadar gula dalam darah dan air seni

Sedangkan pada diabetes tipe II, gejala muncul secara perlahan sampai menjadi gangguan yang jelas. Gejala pada diabetes tipe II yaitu :
  • Cepat lelah dan merasa tidak fit
  • Sering buang air kecil
  • Terus menerus lapar dan haus
  • Mudah sakit berkepanjangan
  • Biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak dan remaja.
  • Penglihatan kabur
  • Luka yang lama sembuh 
  • Kaki kebas, geli, atau mudah terasa terbakar

PENYEBAB –PENYEBAB DIABETES

Beberapa penyebab dari diabetes adalah
1.      Kelainan genetika, adanya riwayat diabetes dalam keluarga, terutama orangtua dan saudara kandung. Keturunan merupakan faktor yang paling berperan bagi diabetes tipe I.
2.      Usia, karena umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastic menurun pada usia 40 tahun.
3.      Perubahan gaya hidup

o   Kesalahan Pola makan

Aspek yang paling menonjol dari segi perubahan pola makan yaitu tingginya konsumsi makanan gaya barat. Ini terlihat dari menjamurnya restoran siap saji (fast food) yang tidak pernah sepi pengunjung khususnya dari kalangan anak-anak dan remaja. Tak jarang, fast food juga menjadi menu andalan untuk menyiapkan sarapan pagi  karena cara memasaknya yang cepat.

Bukti-bukti telah ditemukan bahwa kelompok etnik tertentu terutama Cina, India dan Melayu lebih berpeluang terkena diabetes dibanding dengan etnik lainnya di
Asia. Resiko terkena diabetes akan semakin tinggi ketika meninggalkan gaya hidup dan pola makan yang tradisional.

Pola makan cepat saji memang harus diubah, karena jumlah konsumsi makanan yang manis atau kaya lemak akan menyebabkan obesitas,  sehingga cadangan gula darah yang disimpan di dalam tubuh akan sangat berlebihan. Sekitar 80 persen penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk.

o   Kebiasaan minim gerak
Di era globalisasi, para pekerja rata-rata menghabiskan waktunya untuk duduk bekerja di kantor (di dalam ruangan). Hal ini membuat para pekerja memiliki waktu yang sedikit untuk berolahraga. Sedangkan di zaman yang serba canggih ini, anak-anak banyak menghabiskan waktu senggangnya dengan duduk menonton televisi atau bermain komputer daripada bermain di luar rumah.

o   Faktor stres
Faktor berikutnya yang harus diwaspadai adalah stres. Tingkat gula darah tergantung pada kegiatan hormone yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal, yaitu adrenalin dan kortikosteroid. Adrenalin akan memicu kenaikan kebutuhan gula darah dan kortikosteroid akan menurunkannya kembali. Dalam keadaan stress, adrenalin akan dipicu terus menerus dan akan mengakibatkan insulin kesulitan mengatur kadar gula darah yang ideal dan kadar gula darah menjadi naik secara drastis.

PENCEGAHAN

Dilihat dari penyebab diabetes, dapat dilakukan beberapa pencegahan yaitu:
1.      Atur pola makan, kurangi jumlah konsumsi makanan cepat saji yang mengandung kadar lemak tinggi.
2.      Perbanyak gerak tubuh dengan berolahraga seperti bersepeda, jogging, jalan cepat dan lainnya. Olahraga paling tidak tiga kali seminggu sampai berkeringat dan nafas menjadi terengah-engah tanpa membuat napas menjadi sesak.
3.      Konsumsi gula secukupnya. Kebutuhan zat gula darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dari karbohidrat yang berasal dari beras, sereal, roti, kentang atau bakmi dalam menu sehari-hari.
4.      Luangkan waktu untuk bersantai disela aktifitas yang padat agar memperkecil kemungkinan stres.
5.      Setelah berumur 40 tahun, periksa kadar gula dalam urin, terutama bila mempunyai riwayat keluarga diabetes.

PENANGANAN

Jika sudah positif terkena diabetes, yang dapat anda lakukan adalah
§  Disiplin minum obat.
Minum obat yang diresepkan dokter secara teratur  sesuai dengan aturan pemakaiannya. Jangan di campur dengan obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kelebihan dosis atau efek obat yang berlawanan.
§  Diet
Pada kasus diabetes tipe II yang ringan, dengan diet rendah gula dan pengendalian berat badan dapat mengontrol diabetes. Dalam diet diabetes yang perlu diperhatikan adalah diet ini harus memenuhi kebutuhan gula tubuh. Tidak boleh berlebihan dan juga tidak boleh kekurangan, karna kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas.
Kunci diet diabetes adalah memilih karbohidrat yang aman. Semua karbohidrat halus (misalnya gula tepung, roti manis, biscuit, permen, minuman ringan) harus dihindari dengan makanan lengkap yaitu buah, sayur, kacang-kacangan yang efektif untuk memperbaiki resistensi insulin.

Referensi : 
Hadibroto, Iwan., Lanny Sustrani., & Syamsir Alam. 2004. DIABETES. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

0 komentar:

Posting Komentar